Implementasi Kurikulum Merdeka SMA Negeri 11 Banda Aceh ajak Siswa Belajar di Kuburan Belanda

Siswa didampingi guru berfoto di depan gerbang Kerkhof Peutjut, Selasa, 18 Okotber 2022 (Dok. Humas Smanse).

Banda Aceh Terkesan tak elok bagi beberapa pandangan ketika seorang muslim berkunjung ke kuburan non muslim seperti, Kristen, Konghucu, bahkan ke kuburan Yahudi mungkin. Namun itulah yang dilakukan oleh 67 orang siswa SMA Negeri 11 Banda Aceh, berkunjung ke komplek kuburan Kerkhof Peutjut Banda Aceh, Selasa, 18 Oktober 2022.

Kerkhof Peutjut memang dikenal sebagai kuburan milik Belanda, di sana bersemayam 2.200 jasad serdadu Belanda yang tewas dalam Perang Aceh sepanjang tahun 1873 hingga 1942.

Peutjut merupakan komplek kuburan Yahudi terbesar di Asia Tenggara.

Memandu siswa SMA Negeri 11 Banda Aceh, Salya Rusdi dari pihak BPCB Provinsi Aceh menyebut, Peutjut merupakan komplek kuburan Yahudi terbesar di Asia Tenggara. Orang-orang Yahudi ini diperkirakan adalah para pedagang beserta keluarganya yang tinggal di Aceh.

“Setelah tsunami tahun 2004 sebanyak 24 kuburan orang Yahudi masih terdata di Peutjut, lainnya hilang disapu ombak. Mereka diperkirakan para pedagang,” ungkap Salya, ia juga menjadi Perwakilan Stichting Peutjut Fonds-Nederland yg membantu melestarikan atau perawatan Komplek Perkuburan Militer Belanda di Aceh.

Hal senada juga dinyatakan Dra. Nurfidah, guru sejarah di SMA Negeri 11 Banda Aceh, bahwa tanah di kawasan Peutjut merupakan milik dari seorang Yahudi bernama Bolchover. Lelaki Yahudi ini membuat usaha perumahan dan usaha-usaha lainnya di atas tanah luas tersebut, diyakini dari nama Bolchover-lah ihwal nama Desa Blower (sekarang) Banda Aceh terbentuk.

“Bolchover membangun usaha perumahan di sini. Orang-orang Aceh tidak dapat menyebut Bolchover, sehingga pelesetannya menjadi Blower, dan dijadikan nama kampung sekarang di Banda Aceh,” terang Nurfidah yang sekaligus penduduk Desa Blower.

Peserta didik sangat antusias mengunjungi Peutjut, mereka seakan tidak percaya sedang berada di komplek kuburan yang beragam latarbelakang agama.

Bukan tanpa alasan, selain Belanda (Kristen) dan Yahudi, di Peutjut juga terdapat kuburan seorang Islam bernama Meurah Pupok, ia merupakan anak dari Sultan Iskandar Muda yang meninggal karena dihukum oleh ayahnya sendiri lantaran tuduhan melakukan perbuatan zina.

“Benar-benar beragam latar belakang agama orang yang dimakamkan di sini. Wisata edukasi sejarah ini membuka cakrawala berpikir kami sebagai siswa, juga memperkuat pengetahuan sejarah akan kehebatan pejuang-pejuang Aceh dalam melawan Belanda,” ungkap Jannati Wirda pada Serambi, salah satu siswa dalam kunjungan tersebut.

Para siswa sontak terkejut ketika mengetahui bahwa di Peutjut juga banyak terbaring jasad para tentara-tentara marsose, yaitu orang-orang pribumi Nusantara yang dibayar oleh Belanda untuk memerangi Aceh (khususnya). Tentara-tentara ini berasal dari latar agama dan daerah yang beragam.

Adapun kunjungan pada situs cagar budaya yang dilakukan oleh SMA Negeri 11 Banda Aceh sebagai bentuk tindak lanjut dari penerapan Kurikulum Merdeka. Lingkungan dan gaya belajar harus bersifat merdeka, atau dikenal dengan merdeka belajar.

Dengan kunjungan ke Peutjut pada pelajaran Sejarah kiranya sudah memberikan pembelajaran yang merdeka, siswa diberikan kepercayaan untuk mengeksplorasi sumber belajar secara mandiri di luar lingkungan sekolah.

“Anak-anak sangat antusias dalam kunjungan sejarah kali ini. Pihak BPCB Aceh juga menyambut kami dengan sangat baik. Kecintaan sejarah sangat penting kita tumbuhkan pada generasi-generasi Aceh. Kedepan, program-program seperti ini akan kembali kami lakukan, yaitu pada situs-situs sejarah lainnya,” kata Dra. Nurfidah.

Selain itu, ia juga memberikan gambaran bahwa peserta didiknya diharuskan membuat video pembelajaran. Video ini sebagai tugas dari hasil kunjungan ke Peutjut, dapat dikreasikan sesuai dengan kecakapan digital generasi-generasi millennial sekarang ini.[]


Galeri Kegiatan

Salya Rusdi dari BPCB Aceh memandu siswa SMA Negeri 11 Banda Aceh (Dok. Humas Smanse)

Siswa sedang menuju ke kuburan Meurah Pupok (anak Sultan Iskandar Muda) di komplek Kerkhof Peutjut (Dok. Humas Smanse).


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama